Musim MotoGP 2025 telah menjadi panggung bagi Marc Marquez, yang menunjukkan dominasinya dengan memimpin klasemen kejuaraan dengan selisih 22 poin menjelang Grand Prix Inggris. Dengan sembilan kemenangan dari dua belas balapan yang telah berlangsung, termasuk semua Sprint race di enam putaran pertama, Marquez kembali membuktikan mengapa ia adalah juara dunia enam kali.
Meskipun mengalami beberapa kecelakaan di Austin dan Jerez, Marquez tetap mempertahankan keunggulannya menjelang balapan di Silverstone akhir pekan ini. Ia telah mengungguli rekan setimnya dari Ducati, Francesco Bagnaia, dengan selisih 51 poin. Bagnaia tampak kesulitan dengan performa GP25, sementara para pebalap GP24 menunjukkan performa yang lebih baik.
Menariknya, Alex Marquez, yang membela tim Gresini, menjadi tantangan terdekat bagi Marc di musim ini. Alex telah berhasil finis di posisi dua besar dalam semua balapan kecuali dua balapan, termasuk meraih kemenangan pertamanya di MotoGP di Jerez. Hubungan antara kedua bersaudara ini semakin erat, terutama saat mereka bersaing untuk meraih gelar juara.
Marc menyatakan bahwa mereka berdua semakin kompak dalam perjuangan ini. Banyak yang tidak mengira bahwa Alex Marquez akan menjadi pesaing di kejuaraan tahun ini, tetapi Neil Hodgson, mantan pebalap MotoGP, memiliki pandangan berbeda. Ia berpendapat bahwa kedua bersaudara ini mungkin memiliki rencana yang lebih besar.
Dalam wawancaranya, Alex Marquez mengakui bahwa Marc masih lebih unggul dalam hal performa, namun ia merasa lebih percaya diri saat mengendarai GP24 dibandingkan dengan rekan setim Marc, Bagnaia. Dalam musim ini, keduanya telah mencatatkan delapan finis 1-2, menunjukkan betapa efektifnya kolaborasi mereka.
Hodgson berpendapat bahwa ada taktik “aneh” yang digunakan Marc, yaitu memanfaatkan Alex untuk meraih gelar juara. Ia mengatakan, “Kita telah menyaksikan semua balapan, mereka bekerja sama. Ini aneh. Anda melihat bagaimana kedua bersaudara ini berkolaborasi, meskipun mereka jelas berada di posisi satu dan dua dalam klasemen.”
Hodgson melanjutkan, “Bagian dari strategi ini adalah untuk menarik Alex lebih dekat kepada Marc dan menjauhkan dia dari Pecco. Tujuan utamanya adalah memenangkan kejuaraan dunia, dan tujuan kedua adalah memastikan saudaranya mengalahkan rekan setimnya dan finis di posisi kedua. Dan sejauh ini, rencana ini berjalan dengan baik.”
Kemenangan pertama Alex Marquez di Jerez menunjukkan bahwa ia telah menemukan ritme baru di musim ini. Meskipun ia sempat mengalami kesulitan dengan konsistensi dan beberapa kecelakaan, seperti yang terjadi di Le Mans di mana ia mengalami dua kecelakaan dan mencatatkan hasil tanpa poin, keyakinan terhadap kemampuannya tetap tinggi.
Sylvain Guintoli, mantan pebalap MotoGP lainnya, masih percaya pada potensi Alex meskipun ia mengalami masalah di Le Mans. Alex telah membuktikan berkali-kali bahwa ia mampu bersaing dengan Marc di lintasan. Marc juga berharap Alex akan lebih cepat di Silverstone, dengan karakter sirkuit yang cocok dengan gaya berkendara Alex. Dengan selisih 22 poin di antara mereka, Alex memiliki cukup waktu untuk merebut kembali posisi teratas di klasemen.
MotoGP 2025 semakin menarik dengan persaingan antara dua bersaudara ini. Apakah taktik unik mereka akan membuahkan hasil? Hanya waktu yang akan menjawab saat balapan di Silverstone berlangsung. Para penggemar MotoGP di Indonesia tentu tidak sabar menunggu aksi seru dari Marc dan Alex Marquez di sirkuit legendaris ini.