Francesco Bagnaia, pembalap asal Italia yang kini menjadi bintang Ducati di MotoGP, telah menunjukkan performa yang mengesankan sejak bergabung dengan tim pabrikan pada tahun 2021. Di musim pertamanya, Bagnaia berhasil meraih posisi runner-up, dan kemudian meraih dua gelar juara berturut-turut pada tahun 2022 dan 2023. Namun, pada tahun 2024, ia kehilangan gelarnya kepada Jorge Martin dengan selisih hanya 10 poin, meskipun berhasil memenangkan 11 dari 20 balapan.
Bagnaia mengakui bahwa kekalahannya tersebut akan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dipahami, dan ia bertekad untuk merebut kembali gelar juara pada tahun 2025. Namun, tantangan besar sudah menanti di depan mata, terutama dari rekan setimnya, Marc Marquez, yang saat ini memimpin dengan selisih 72 poin setelah tujuh balapan.
Desmosedici GP25 yang ia kendarai ternyata cukup sulit untuk ditangani, dan Bagnaia mengaku kesulitan menemukan rasa percaya diri di bagian depan motor. Beberapa penggemar berpendapat bahwa Marquez memberikan sindiran kepada Bagnaia, menekankan bahwa jika seorang pembalap tidak bisa bekerja sama dengan motor setelah beberapa perubahan setelan, itu adalah tanggung jawab si pembalap.
Meskipun menghadapi banyak tekanan, Bagnaia tetap menjadi salah satu pembalap teratas Ducati dalam sejarah MotoGP. Ia bergabung dengan deretan juara lainnya seperti Marquez, Jorge Lorenzo, dan Casey Stoner yang juga pernah mengendarai motor dari pabrikan Italia ini.
Cristian Gabarrini, kepala kru Bagnaia, memiliki pengalaman bekerja dengan legenda MotoGP seperti Lorenzo dan Stoner di Ducati. Lorenzo bergabung dengan tim ini di akhir kariernya, sementara Stoner meraih gelar pertamanya di kelas utama bersama Ducati.
Dengan pengalamannya yang luas, Gabarrini memberikan pandangannya tentang perbandingan antara Bagnaia, Lorenzo, dan Stoner. Dalam sebuah wawancara di saluran YouTube resmi Bagnaia, Gabarrini menyatakan bahwa meskipun Bagnaia dan Lorenzo memiliki banyak kesamaan, gaya berkendara Bagnaia membuatnya menjadi “opposite” dari Stoner.
“Menurut saya, Pecco adalah kebalikan dari Casey Stoner dan sangat mirip dengan Jorge Lorenzo,” ujarnya. “Dari segi gaya berkendara, pendekatan terhadap kecepatan, dan etika kerja, gaya berkendara mereka sangat mirip. Gaya berkendara Pecco seperti evolusi dari Jorge: halus, teratur, dan dengan gerakan minimal.”
Gabarrini juga menambahkan bahwa Bagnaia adalah yang pertama kali membawa kecepatan tinggi di tikungan ke Ducati, pada saat motor tersebut tidak dikenal sebagai motor yang mudah berbelok. “Cara Pecco menghadapi masalah dan pendekatan kerjanya sangat mirip dengan Jorge. Sementara itu, Casey lebih mengandalkan insting. Itulah perbedaan besarnya.”
Bagnaia, yang bergabung dengan MotoGP pada tahun 2020, tidak pernah memiliki kesempatan untuk bersaing langsung dengan Lorenzo atau Stoner. Lorenzo pensiun setahun sebelum Bagnaia masuk ke MotoGP, dan Stoner sudah mengakhiri kariernya pada tahun 2012.
Lorenzo mencapai puncak kesuksesannya di Yamaha dengan meraih tiga gelar juara bersama pabrikan tersebut. Sementara itu, Bagnaia dan Stoner meraih gelar juara dengan Ducati, tetapi Lorenzo hanya berhasil meraih tiga kemenangan pada tahun 2018 setelah menghabiskan dua musim bersama Ducati.
Stoner pindah ke Ducati dari LCR Honda pada tahun 2007, dan berhasil meraih gelar MotoGP pertamanya di musim yang sama. Ia menghabiskan tiga tahun lagi bersama Ducati sebelum kembali ke Honda pada tahun 2011.
Dengan ambisi untuk menyamai rekor Lorenzo yang meraih tiga gelar juara bersama Ducati, Bagnaia bertekad untuk mengalahkan Stoner. Namun, tantangan untuk meraih gelar juara pada tahun 2025 semakin sulit. Meskipun menghadapi kesulitan, Luigi Dall’Igna, kepala proyek Ducati, menegaskan bahwa Bagnaia layak mendapatkan penghormatan karena ia tetap menjadi sosok yang “eksepsional” di balik layar.
Dengan semua ini, penggemar MotoGP di Indonesia dan di seluruh dunia akan terus mengikuti perjalanan Francesco Bagnaia dalam mengejar impian dan menghadapi tantangan di musim-musim mendatang. Apakah ia akan mampu mengatasi tekanan dan meraih kembali gelar juara? Hanya waktu yang akan menjawab.