Akhir pekan di Le Mans menjadi salah satu titik terendah dalam karier Francesco “Pecco” Bagnaia. Pembalap Ducati ini menyebutkan bahwa itu adalah ‘salah satu dari tiga akhir pekan terburuk’ yang pernah ia alami. Sejak diperkenalkannya balapan Sprint di MotoGP, Bagnaia belum pernah membawa pulang satu poin pun dalam dua balapan terakhir. Hasil tersebut membuatnya tertinggal 51 poin dari rekan setimnya, Marc Marquez.
Namun, bukan hanya hasil balapan yang mengkhawatirkan bagi juara dunia tiga kali ini. Yang lebih meresahkan adalah kenyataan bahwa meski balapan telah berlalu, ia masih belum menemukan solusi untuk mengembalikan kepercayaan dirinya dalam mengendalikan Desmosedici GP, motor yang membawanya meraih 30 kemenangan di kelas utama selama empat musim terakhir.
“Masalahnya adalah dengan motor ini, saya bisa mencetak waktu tercepat atau bahkan lebih lambat lima detik, tetapi saya selalu merasakan hal yang sama. Ini adalah pertama kalinya saya mengalami ini dalam karier saya, dan sudah terjadi sejak awal musim,” ungkap Bagnaia setelah balapan di Le Mans.
Ia menjelaskan lebih lanjut, “Saya tidak merasakan batas dari motor ini. Tahun lalu, saat saya mengerem, saya bisa merasakan ban dan pergerakan motor. Namun, tahun ini, saya tidak merasakan apa-apa sampai bagian depan motor menutup dan saya terjatuh. Ini adalah situasi yang sangat tidak nyaman dan sulit untuk saya terima.”
Davide Tardozzi, Manajer Tim Lenovo Ducati, juga memberikan tanggapannya mengenai situasi ini. Ia mengungkapkan ketidakpuasannya karena meskipun sudah enam balapan berlalu, tim pabrikan Borgo Panigale belum menemukan solusi untuk mengembalikan performa Bagnaia ke jalur kemenangan seperti yang ia tunjukkan dalam beberapa tahun terakhir.
“Tujuan tim, para insinyur, dan Gigi (Dall’Igna) adalah membantu Pecco, karena kami tahu nilai dan potensinya. Kami terkejut karena belum bisa memberikan apa yang dia butuhkan. Pecco jelas adalah protagonis dalam empat tahun terakhir, dan tidak mungkin dia lupa cara mengendarai motor. Ini sangat jelas,” kata Tardozzi dalam wawancaranya dengan Sky Sport MotoGP.
“Sayangnya, kami belum menemukan cara untuk membantunya, baik secara pribadi maupun teknis. Namun, itulah target kami. Kami harus mengembalikan Pecco untuk bertarung demi kemenangan, dan saya yakin dia mampu melakukannya.”
Tardozzi menekankan bahwa saat ini adalah tugas tim untuk memberikan dukungan kepada Bagnaia. “Saya percaya ada banyak hal yang bisa kami lakukan, baik dari sisi manusia maupun teknis. Ini adalah tanggung jawab kami, karena dia adalah juara yang harus memperlihatkan kemampuannya di atas lintasan,” ujarnya.
Tardozzi juga berharap akan ada reaksi positif dari Bagnaia pada akhir pekan di Silverstone. “Para insinyur akan berpikir lebih dalam dalam beberapa hari ke depan tentang apa yang harus dilakukan untuk membantunya. Saya yakin kita akan melihat perubahan pada balapan berikutnya,” tambahnya.
“Saya tahu saya telah mengatakan ini sejak balapan pertama tahun ini, tetapi saya terus mengulanginya karena saya yakin Pecco memiliki nilai yang sangat penting dalam kejuaraan ini untuk memperjuangkan kemenangan, bahkan melawan Marc. Jelas bahwa saat ini semangatnya sedang menurun, tetapi dia adalah seorang juara yang telah mampu bangkit sebelumnya, dan saya percaya dia akan melakukannya lagi.”
Ketika ditanya tentang dukungan mental yang bisa diberikan kepada Bagnaia, Tardozzi menegaskan, “Kami akan membicarakannya minggu ini dengan Gigi, karena kita semua tahu betapa pentingnya situasi psikologis saat Anda berada di lintasan, terutama sebagai pembalap MotoGP yang menang. Membantu Pecco adalah tugas kami semua.”
Dengan dukungan dari tim dan usaha untuk menemukan solusi teknis yang tepat, harapan untuk melihat Bagnaia kembali ke performa terbaiknya di sisa musim ini masih menyala. Penggemar MotoGP di Indonesia dan seluruh dunia menantikan momen-momen spektakuler dari sang juara dunia yang satu ini.