Kejuaraan Dunia MotoGP terus berupaya untuk berkembang dan memperluas jangkauannya di seluruh dunia. Musim 2025 akan menjadi yang terpanjang dalam sejarah MotoGP, dengan total 22 Grand Prix yang direncanakan. Setelah beberapa tahun mengalami pembatalan, termasuk balapan di negara-negara seperti Finlandia, Kazakhstan, dan India, kini MotoGP siap kembali ke jalurnya. Meskipun tidak ada perubahan cepat untuk tahun ini, beberapa sirkuit legendaris seperti Republik Ceko dan Hungaria akan kembali hadir dalam jadwal.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan ‘GPOne’, CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta, mengungkapkan keyakinannya bahwa semua Grand Prix yang dijadwalkan akan berlangsung sesuai rencana. “Kecuali ada hal yang tidak terduga, semua grand prix yang dijadwalkan akan diadakan tahun ini. Kami tidak meragukan hal itu,” ujar Ezpeleta. Ia menambahkan bahwa timnya sudah berada di Hungaria untuk memastikan semua persiapan berjalan lancar menjelang balapan yang dijadwalkan pada akhir Agustus.
Namun, Hungaria bukan satu-satunya sorotan dalam rencana jangka panjang MotoGP. Pada tahun 2026, Brasil akan kembali menjadi tuan rumah Grand Prix setelah lebih dari dua dekade absen. Balapan ini akan berlangsung di sirkuit Goia, yang telah mendapatkan renovasi total untuk memenuhi standar internasional. “Kunjungan ke Brasil untuk tahun 2026 sudah pasti, tidak ada ruang untuk berdiskusi. Kami telah melakukan presentasi dengan pemerintah negara bagian Goias dan semuanya berjalan sesuai rencana,” tambah Ezpeleta.
Sementara itu, banyak penggemar yang bertanya-tanya tentang kemungkinan MotoGP mengunjungi Arab Saudi. Negara tersebut telah menjadi tuan rumah bagi berbagai ajang balap lainnya, seperti Formula 1 dan Formula E, namun MotoGP masih belum menjelajahi wilayah ini. Proyek pembangunan sirkuit baru di Qiddiya, yang dirancang oleh mantan pembalap Alex Wurz, diharapkan akan menyambut MotoGP pada tahun 2028. Ezpeleta menjelaskan, “Peresmiannya sekarang direncanakan pada 2028, tapi bisa juga 2029. Ini adalah proyek yang sangat kompleks.”
Di tengah semua rencana ini, Ezpeleta juga berbicara tentang masa depannya sebagai pemimpin Dorna Sports. Di usia 78 tahun, ia menyadari bahwa masa jabatannya tidak akan selamanya. Meskipun ada spekulasi tentang penggantinya, Ezpeleta menegaskan keinginannya untuk tetap memimpin selama dua atau tiga tahun ke depan, asalkan kesehatannya mendukung. “Saya merasa nyaman dan baik di posisi saya, dan saya telah mendapatkan banyak pengalaman. Tanpa pekerjaan, saya akan berantakan,” ujarnya.
Namun, di tengah kesibukan tersebut, Ezpeleta harus melewatkan Grand Prix pertamanya di Silverstone sejak Dorna mengambil alih kejuaraan. “Saya sudah mengikuti lebih dari 500 Grand Prix berturut-turut sejak Dorna masuk pada tahun 1992. Namun dalam beberapa hari ke depan, saya harus menjalani prosedur medis kecil. Tapi dalam waktu tiga pekan, saya akan kembali bekerja di Mugello,” ungkapnya dengan nada bercanda.
Tak hanya itu, Ezpeleta juga membahas rencana untuk kelas Moto3 yang lebih kecil. “Kami ingin meningkatkan ukuran kelas Moto3 karena batas usia yang lebih tinggi dan tinggi badan pembalap yang bertambah. Kami sedang berbicara dengan beberapa pabrikan untuk mendesain motor baru. Regulasi baru akan diberlakukan pada 2028 mendatang,” tutupnya.
Dengan semua rencana ambisius ini, penggemar MotoGP di Indonesia dan seluruh dunia dapat menantikan masa depan yang cerah bagi kejuaraan balap motor paling bergengsi ini.