Pembalap Ducati, Marc Márquez, kembali ke lintasan Termas de Río Hondo setelah terakhir kali berlaga di sana pada 2019. Kenangan manis berupa kemenangan masih terpahat di ingatannya. Namun, perjalanan Márquez tidak selalu mulus. Kecelakaan di Jerez membawa dampak besar dalam kariernya, menyebabkan cedera serius pada lengan kanannya yang mengharuskannya menjalani empat kali operasi. Bahkan, saat itu, ia sempat mempertimbangkan untuk pensiun dari dunia balap.
Setelah meninggalkan Honda dan beralih ke tim Gresini, Márquez merasakan kebangkitan semangat yang membuatnya kembali bersaing di level tertinggi. Dalam waktu satu tahun, ia berhasil menunjukkan performa yang mengesankan, termasuk saat berlaga di MotoGP Thailand, seri pembuka MotoGP 2025, di mana ia kembali bersaing untuk meraih kemenangan.
Dengan mengenakan kostum merah khas Ducati, pembalap yang dikenal dengan nomor #93 ini menunjukkan kecepatan luar biasa di atas motor yang dianggap paling kompetitif saat ini. Di luar lintasan, ia juga merasa bahagia bersama kekasihnya, Gemma Pinto.
Momen spesial lainnya adalah saat saudaranya, Alex Márquez, juga berhasil naik podium di posisi kedua dua pekan lalu di Thailand. Ini menjadi puncak dari awal yang menggembirakan bagi Márquez, yang kini merasa bebas dari tekanan setelah melalui masa-masa sulit. Di usianya yang ke-32, ia menganggap dirinya sebagai evolusi seorang pembalap yang tidak lagi terjebak dalam beban masa lalu, meskipun hal ini membuatnya mengambil risiko lebih besar.
“Saya merasa seperti veteran yang kembali muda. Ada percikan semangat dalam diri saya. Saat ini, saya merasa tenang baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Saya tidak merasa berutang pada diri sendiri atau orang lain,” ungkap Márquez dalam sebuah acara Ducati di Buenos Aires pada Selasa (11/3/2025).
Ia melanjutkan, “Saya telah melewati tantangan terberat dalam karier saya, yaitu empat operasi di lengan dan cedera mata. Empat tahun yang sangat berat yang tidak pernah saya harapkan terjadi pada siapa pun.”
Bagi Márquez, pencapaian yang paling berarti adalah bisa berbagi podium dengan saudaranya. “Saya sudah merasa seperti juara dunia. Saya bisa menikmati hasrat saya dan berbagi kebahagiaan dengan saudara saya,” tuturnya, merujuk pada keberhasilan mereka di Buriram.
Kini, saat MotoGP bersiap untuk mendarat di Termas de Río Hondo untuk terakhir kalinya, kita bisa melihat kembali catatan Márquez di trek ini. Rekor yang kontras, dengan tiga kemenangan (2014, 2016, dan 2019), dua kecelakaan (2015 dan 2017), serta pertengkaran dengan Valentino Rossi.
“Ini adalah salah satu trek yang saya kuasai, tetapi juga tempat di mana saya pernah terjatuh saat memimpin (2017). Saya lebih mengingat momen-momen buruk daripada yang baik. Kenangan itu tetap bersama saya. Mari kita berharap tahun ini akan membawa sisi positif,” tutup Márquez dengan harapan tinggi untuk balapan mendatang.
Dengan semangat yang membara dan pengalaman yang telah membentuknya, Marc Márquez siap menghadapi tantangan di MotoGP, dan para penggemar di Indonesia tentu menantikan aksi spektakulernya di lintasan.