Alex Marquez akhirnya meraih kemenangan pertamanya di MotoGP setelah 94 grand prix yang penuh perjuangan. Momen bersejarah ini terjadi pada Minggu, 27 April 2025. Meski merayakan kemenangan tersebut, Alex memilih untuk tidak mengadakan perayaan besar. Ia lebih memilih untuk berjalan-jalan bersama kekasihnya, Gabriela, untuk menenangkan diri sebelum menjalani tes di Jerez keesokan harinya.
Setelah balapan, Alex mengungkapkan bahwa ia tidak menerima ‘hadiah kecil’ dari Ducati untuk meningkatkan performa GP24-nya. “Saya tiba di motorhome pukul 18.00 dan kepala saya masih melayang. Kami berjalan-jalan dan berbincang, itu membantu saya untuk kembali ke bumi dan bersiap untuk tes besok,” ujarnya.
Pembalap berusia 29 tahun ini juga berbagi tentang kondisi fisiknya setelah mengalami kecelakaan saat latihan pada Jumat sebelumnya. “Ada luka bakar dan memar, tapi tidak ada yang patah,” jelasnya.
Meskipun meraih kemenangan dan memimpin klasemen, Alex menyadari bahwa ia bukanlah pembalap pabrikan. “Motor merah memiliki ‘barang’ (peningkatan) yang memberi mereka sedikit lebih banyak keuntungan di beberapa momen, tapi itu bukan masalah anggaran. Jika Ducati memiliki pilihan untuk memberikannya kepada Anda, itu akan membantu kami untuk lebih konsisten dalam balapan panjang,” tambahnya.
Setelah tes di Jerez, Alex mengatakan, “Tanpa itu (peningkatan), kami tetap melakukan pekerjaan dengan baik. Kami belajar untuk mengelola tanpa bagian itu.”
Sebelumnya, Marc Marquez sempat menyatakan bahwa akan ada ‘hadiah’ dari Ducati untuk Alex setelah kemenangan ini, namun kenyataannya, hal tersebut tidak terjadi. “Tidak, tidak hari ini,” tegasnya. “Ketika ada hal baru, itu harus sama bagi semua yang memiliki GP24, dan di situlah letak kerumitan.”
Melihat performa Alex yang terus meningkat, banyak yang mengaitkannya dengan kesuksesan Jorge Martin yang meraih gelar juara tahun lalu. “Martin tidak hanya menang karena pengelolaan, dia memiliki kecepatan yang sangat besar dan bakat bawaan. Keseimbangan dalam menyelesaikan balapan dan menambah poin, dengan Marc di lintasan, sudah cukup untuk memenangi gelar,” ungkapnya.
Alex mengakui ada kemiripan dengan Martin, tetapi menekankan bahwa situasinya berbeda karena ia tidak menggunakan motor resmi dengan semua peningkatan. “Kami berusaha untuk tidak terbebani dan tidak memiliki tekanan seperti para pembalap pabrikan. Kami ada di sini untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang ada,” jelasnya.
Di masa lalu, saat berlaga di Moto3 dan Moto2, Alex dikenal sebagai pembalap yang butuh waktu untuk mencapai performa terbaik. “Semoga saya sulit untuk diturunkan dari posisi teratas. Dalam musim yang panjang dengan 22 balapan, pasti akan ada momen di mana saya tidak tampil baik. Saat itulah saya harus tetap tenang,” tuturnya.
Alex menekankan pentingnya tidak mengulangi kesalahan tahun lalu, di mana setelah kecelakaan di Aragón, ia tidak bisa berfungsi selama empat akhir pekan. “Reaksi adalah kuncinya, dan saya berharap kami bisa tetap konsisten hingga akhir tahun. Pasti akan ada penurunan, tetapi saat itulah kami harus menunjukkan kekuatan kami,” tambahnya.
Meskipun Ducati tidak memberikan motor yang optimal dalam uji coba ini, Alex merasa beruntung mendapatkan dukungan dari Gigi Dall’Igna. “Saya selalu merasa dicintai dan memiliki hubungan yang baik dengan semua orang di Ducati. Gigi sangat jelas dan lugas, kami selalu membicarakan masalah dan mencari solusi. Saya merasa sangat dimanjakan di Ducati,” tutupnya.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, Alex Marquez siap menghadapi tantangan selanjutnya di MotoGP. Para penggemar di Indonesia tentu tak sabar menantikan aksi dan performa terbaiknya di sirkuit-sirkuit mendatang.