Marc Marquez kini menjalani babak baru yang menjanjikan di tim resmi Ducati MotoGP setelah meninggalkan Honda pada tahun 2023. Juara dunia delapan kali ini beralih ke tim Borgo Panigale, memulai kariernya di tim satelit Gresini sebelum akhirnya bergabung dengan Francesco Bagnaia. Langkah ini diambil setelah Marquez merasa terhambat oleh performa RC213V yang tidak memuaskannya.
Keputusan Marquez untuk meninggalkan Honda bukanlah hal yang mudah. Ia harus berpisah dengan hampir seluruh tim yang telah bersamanya sejak promosi ke kelas utama. Meskipun kontraknya masih tersisa satu tahun dan gaji yang ditawarkan termasuk yang tertinggi di MotoGP, kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri hubungan ini agar Marquez bisa mengejar tantangan baru.
Dalam beberapa minggu terakhir, isu mengenai kepergian Marquez dari Honda kembali mencuat. Diberitakan bahwa Marquez menolak tawaran bernilai jutaan dolar untuk tetap di pabrikan asal Jepang tersebut. Kontrak yang dilaporkan senilai 125 juta euro (sekitar Rp2,3 triliun) untuk lima musim, atau sekitar 25 juta euro per tahun, menjadi sorotan.
Namun, dalam wawancara dengan ‘El Periódico de Catalunya’ sebelum Grand Prix Prancis, Alberto Puig, manajer Honda Racing, menegaskan bahwa pabrikan tidak pernah berusaha mempertahankan Marquez dengan uang. Ia menjelaskan bahwa sisa kontrak satu tahun Marquez tidak pernah menjadi masalah dalam mencapai kesepakatan pembebasannya.
“Itu bohong, benar-benar bohong! Honda tidak pernah mencoba mempertahankan Marc dengan uang. Kami mengerti bahwa kami harus melepaskannya,” tegas Puig. Ia menambahkan bahwa Marquez tidak meminta imbalan apa pun dan hanya ingin motor yang kompetitif.
Puig menunjukkan simpatinya terhadap keputusan Marquez untuk mencari motor terbaik di grid. “Pembalap terbaik selalu ingin mengejar motor terbaik. Itu adalah hal yang normal. Ketika Marc memutuskan bahwa ini adalah tujuannya, kami semua di Honda memahami,” kenangnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa Honda tidak ingin ada pembalap yang merasa tidak nyaman di tim mereka. “Jika seseorang tidak ingin berada di Honda, kami akan berbicara dan menyelesaikannya. Kami tidak ingin ada orang yang merasa terpaksa,” lanjut Puig.
Puig menegaskan bahwa kasus Marquez sangat spesial dan diperlakukan dengan cara yang sesuai. “Kami semua di Honda paham bahwa kami harus melepas Marc. Mungkin banyak yang tidak memahami sikap itu, tetapi kami menghargai semua yang telah dilakukannya untuk kami,” ujarnya.
Meskipun Marquez telah pergi, Puig meyakini bahwa hubungan antara Honda dan Marquez tetap baik. “Honda memiliki banyak kemenangan dan gelar yang telah diberikan Marc. Secara pribadi, saya memiliki hubungan yang baik dengannya,” katanya.
Mengenai kemungkinan Marquez kembali ke Honda, Puig berkomentar, “Jangan bermimpi tentang hal itu.” Ia menekankan bahwa saat ini mereka fokus pada pengembangan RC213V agar bisa kembali bersaing di jalur kemenangan.
“Kami sedang bekerja keras untuk kembali memiliki motor yang kompetitif. Kami telah membentuk tim di Italia dengan teknisi Eropa, dan Honda Jepang telah direstrukturisasi. Hubungan antara pabrik, Eropa, dan sirkuit berjalan dengan baik,” ungkap Puig.
Ia menambahkan, “Jangan lupa bahwa kami adalah Honda, dan Honda akan kembali. Semua pembalap yang menang akan ingin mengendarai motor kami ketika kami kembali ke jalur kemenangan. Kami ingin itu terjadi segera, tetapi semua ini membutuhkan waktu. Berapa lama? Saya tidak tahu, tapi kami akan kembali,” tutupnya.
Dengan pernyataan-pernyataan tersebut, Puig menunjukkan bahwa meskipun Marquez telah meninggalkan Honda, pabrikan ini tetap optimis dan berkomitmen untuk kembali ke jalur kemenangan di MotoGP.