Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia seharusnya mampu memproduksi jutaan unit motor listrik setiap tahunnya. Namun, kenyataannya masih jauh dari target tersebut. Saat ini, kapasitas produksi motor listrik di Indonesia mencapai 1,6 juta unit per tahun, namun hanya sekitar 100 ribuan unit yang berhasil diproduksi.
Menurut Jokowi, potensi untuk meningkatkan produksi motor listrik di Tanah Air masih sangat besar. Hal ini diungkapkan beliau saat ditemui awak media di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Jumat, 5 Mei lalu. “Kalau kita melihat misalnya kayak sepeda motor listrik, itu kita punya kapasitas (produksi) 1,6 juta unit per tahun. Sekarang baru terisi, yang terproduksi di sini baru kurang lebih 100 ribu unit,” ujar Jokowi.
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga menegaskan bahwa pabrik baterai pertama di Indonesia akan segera beroperasi pada bulan depan. Pabrik tersebut merupakan milik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power yang memiliki kapasitas maksimum 10 GW dan mampu menghasilkan 32,6 juta unit sel baterai. “Yang kedua, nanti bulan depan, itu yang namanya pabrik industri baterai sudah mulai berproduksi (di Indonesia), jadi kita harapkan ekosistem ini segera terbangun, segera terbentuk,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan bahwa jumlah produsen motor dan mobil listrik yang sudah memproduksi kendaraannya di dalam negeri terus bertambah. Saat ini, terdapat 59 pabrikan sepeda motor listrik dan lima produsen mobil listrik yang beroperasi di Indonesia. Angka ini akan bertambah menjadi enam produsen mobil listrik dan satu produsen truk. “Dan kita senang bahwa sekarang untuk sepeda motor listrik yang berproduksi di sini sudah ada 59 pabrikan. Kemudian mobil listrik ada lima dan akan enam. Trus juga ada satu (produsen) truk. Bangunan besar ekosistem EV ini betul-betul harus kita jaga, jangan sampai ada hambatan,” kata Jokowi.
Dengan adanya peningkatan produksi motor listrik dan mobil listrik di Indonesia, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri mobil listrik dalam negeri. Selain itu, hal ini juga akan membantu mengurangi tingkat polusi udara di perkotaan serta mendukung upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Dengan potensi dan komitmen yang dimiliki oleh pemerintah dan para pelaku industri, diharapkan Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik di Asia Tenggara. Melalui sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat, Indonesia dapat mempercepat transisi menuju penggunaan kendaraan ramah lingkungan. Semua pihak perlu bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan industri EV (Electric Vehicle) di Tanah Air.
Dengan demikian, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu pemimpin pasar kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara. Dukungan penuh dari pemerintah, industri, dan masyarakat akan menjadi kunci sukses dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai negara produsen motor listrik terkemuka di dunia.
