Fabio Quartararo, pembalap andalan Yamaha, menyampaikan kekecewaannya setelah tes terakhir di Thailand. Tim satelit Pramac, yang kini diperkuat oleh Jack Miller dan Miguel Oliveira, masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Dalam tes tersebut, Miller menunjukkan performa yang sedikit lebih baik dibandingkan Oliveira, terlihat dari catatan waktu putarannya.
Miller menutup tes dengan posisi kesepuluh, hanya terpaut sepersepuluh detik dari Quartararo pada sesi kualifikasi. Oliveira, meskipun masih kesulitan, hanya tertinggal kurang dari setengah detik dari kedua pembalap tersebut.
“Sejauh ini, motornya bekerja dengan baik,” ungkap Miller dengan penuh optimisme. “Saya senang dengan posisi kami saat ini. Mengendarai motor ini sangat menyenangkan. Setiap hari, saya terus belajar tentang apa yang dibutuhkan oleh motor ini.”
Miller mengakui bahwa Yamaha memiliki keseimbangan yang baik, dan ia sedang berusaha menyesuaikan gaya berkendaranya. “Semua berjalan baik, dan saya cukup puas dengan posisi kami saat ini,” tambahnya.
Miller melakukan dua kali percobaan kualifikasi dan merasa kecepatannya cukup baik. Namun, ia mengalami beberapa masalah dengan pemetaan elektronik. Mesin yang digunakannya sudah menempuh jarak 2.000 kilometer, sehingga kehilangan tenaga.
Mengenai perbandingannya dengan Quartararo, Miller mengatakan, “Ada beberapa area di mana dia sangat baik dengan motor ini. Saya harus memahami bagaimana cara beradaptasi untuk melakukan hal yang sama. Namun, saya juga memiliki kelebihan.”
Miller merasa puas dengan hasil uji coba sejauh ini. “Kami telah mencoba motor dalam berbagai konfigurasi dan menemukan apa yang cocok untuk kami. Tentu saja, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki agar bisa bersaing dengan para pembalap teratas. Namun, kami sudah berada di jalur yang benar,” jelasnya.
Manajer tim Pramac, Gino Borsoi, juga mengonfirmasi bahwa ada kemajuan yang dicapai oleh Miller. “Jack memiliki perasaan yang sangat baik terhadap motornya, sementara kami masih perlu menemukan keseimbangan yang tepat untuk Oliveira,” ujarnya.
Oliveira, pembalap asal Portugal, juga mengakui tantangan yang dihadapinya dengan M1. “Masalah terbesar saya adalah pada fase pengereman. Saya belum bisa memaksimalkannya. Motor ini membutuhkan teknik pengereman yang berbeda, dan Anda tidak bisa beradaptasi dalam semalam,” jelasnya.
Ia menambahkan, “Tata letak sirkuit di Buriram sangat menuntut dengan banyak titik pengereman yang sulit. Namun, saya merasa telah membuat kemajuan yang baik. Dengan motor ini, Anda bisa menghemat waktu dengan menyerang di bagian rem.”
Oliveira mengungkapkan bahwa mereka tidak mendapatkan banyak keuntungan saat keluar dari tikungan karena traksi yang buruk dengan ban baru. “Itulah mengapa Anda harus melakukan segalanya dengan rem. Kami telah melakukan banyak perubahan pada motor dan memahami apa yang tidak boleh kami lakukan serta apa yang harus dilakukan.”
Oliveira juga percaya bahwa gaya berkendara Miller lebih cocok dengan Yamaha. “Gaya mengemudinya sangat baik dalam mengerem. Saya masih butuh sedikit waktu lagi. Saya tidak kehilangan banyak, hanya sedikit di sana-sini,” tambahnya.
Miller sudah tiga tahun bersama tim Pramac, sementara Oliveira harus membiasakan diri dengan lingkungan baru. Miller kini memiliki kepala kru baru, Giacomo Guidotti, sedangkan Oliveira diasuh oleh Luca Ferraccioli, yang baru pertama kali bekerja sebagai kepala kru.
Seluruh tim juga harus beradaptasi dengan Yamaha. Miller memuji kerja keras tim, “Mereka melakukan pekerjaan fantastis dan memahami motornya. Para mekanik sangat sibuk selama beberapa minggu terakhir. Bagi kami, para pembalap, tidak mudah untuk beradaptasi dengan motor baru. Namun, lebih sulit lagi bagi tim.”
Yamaha berambisi membentuk Pramac sebagai tim kerja kedua. Ini juga merupakan proses baru bagi pabrikan asal Jepang tersebut. Diharapkan, dengan waktu dan pengalaman, baik Miller maupun Oliveira dapat memaksimalkan potensi mereka dan bersaing di depan.