Performa luar biasa Marc Marquez di Buriram, Thailand, membuat banyak orang menyebutnya sebagai versi terbaik dari pembalap asal Spanyol ini. Setelah sekian lama, Marquez kembali meraih kemenangan di balapan pembuka musim, yang merupakan pencapaian pertamanya sejak 2014. Tahun itu, Marquez sukses memenangkan sepuluh balapan pertama dalam kalender, sebuah rekor yang sulit untuk ditandingi, terutama dengan adanya format sprint yang baru diperkenalkan pada 2023.
Kemenangan Marquez di Thailand menunjukkan bahwa dia masih mampu bersaing di level tertinggi. Dengan dua putaran berikutnya di Termas de Rio Hondo dan Austin, sirkuit yang telah menjadi favoritnya, ada kemungkinan besar Marquez bisa mencetak tiga kemenangan beruntun sebelum balapan di Qatar pada bulan April mendatang.
Kemenangan di Buriram bukan hanya tentang hasil akhir. Marquez juga berhasil meraih pole position dan mencatat lap tercepat, mengirimkan pesan kuat kepada rival-rivalnya, termasuk Francesco Bagnaia, rekan setim dan pesaing utamanya. Penampilannya yang dominan membuat semua orang, termasuk tim Ducati, terkesima. Sampai saat itu, tidak ada yang bisa memastikan seberapa besar potensi Marquez.
Namun, ada momen ketika Marquez harus memberi jalan kepada saudaranya, Alex, pada lap ketujuh dari total 26 lap. Langkah ini ternyata adalah strategi cerdas untuk mengatur suhu dan tekanan ban, yang membantunya kembali ke performa optimal. Tiga lap menjelang akhir balapan, Marquez melakukan serangan balik dan berhasil menyalip Alex dengan mudah, menciptakan jarak lebih dari setengah detik hanya dalam waktu singkat.
“Saya rasa Marc sedikit mempermainkan kami hari ini,” ungkap Bagnaia setelah balapan. “Dia memberi saya jarak 2,3 detik dalam tiga lap.”
Performa Marquez membuat seluruh tim Ducati terkejut, baik dari sisi olahraga maupun media. Davide Tardozzi, manajer tim Ducati, mengakui bahwa apa yang dilakukan Marquez sangat mengejutkan. “Kami pikir dia menahan sesuatu, tetapi ketika dia melewati Alex, dalam dua sektor dia mengambil enam persepuluh darinya,” ujarnya.
Tugas Tardozzi tidaklah mudah. Dia harus memastikan bahwa kepentingan tim tetap terjaga, meskipun ada dua pembalap yang saling bersaing untuk menjadi yang terbaik. “Saya akan selalu berada di posisi tengah, sedikit lebih dekat dengan orang yang paling membutuhkannya,” tambahnya.
Marco Rigamonti, teknisi lintasan Marquez, juga menyadari potensi yang bisa dicapai dengan Desmosedici. “Saat kami melihat dia membiarkan Alex lewat, awalnya kami mengira dia mengalami masalah. Namun, ternyata dia mengendarai dengan sangat mulus,” ungkapnya.
Ducati selama ini mengenal Marquez sebagai rival utama, terutama ketika dia meraih gelar juara bersama Honda. Namun, setelah melalui masa pemulihan panjang dari cedera di tahun 2020, Marquez kini muncul sebagai sosok yang lebih berbahaya bagi para pesaingnya. “Marc yang ini adalah Marc yang berbeda. Ini adalah versi yang lebih baik,” kata salah satu orang terdekatnya.
Transformasi Marquez menjadi pembalap yang lebih bijaksana dan terukur membuatnya semakin sulit ditandingi. Dia kini lebih berhati-hati dalam mengambil risiko, dan hal ini menjadi salah satu kunci keberhasilannya di musim ini. Dengan semangat dan determinasi yang baru, Marquez siap untuk menghadapi tantangan-tantangan berikutnya di MotoGP.
Kemenangan di Buriram bukan hanya sekadar angka di papan skor, tetapi juga merupakan tanda bahwa Marc Marquez kembali ke jalur yang benar. Dengan performa yang konsisten dan strategi yang matang, tidak ada yang bisa meragukan bahwa dia adalah salah satu pembalap terhebat dalam sejarah MotoGP. Mari kita saksikan bagaimana perjalanan Marquez selanjutnya di musim ini!