Pedro Acosta, pembalap muda berusia 19 tahun asal Spanyol, telah mencuri perhatian di dunia MotoGP sejak debutnya musim lalu. Banyak yang melihat potensi besar dalam dirinya, bahkan ada yang membandingkannya dengan legenda MotoGP, Marc Marquez. Acosta, yang membela tim KTM, menunjukkan kualitas yang sama seperti yang ditunjukkan Marquez saat memasuki kelas utama pada 2013 setelah meraih gelar Moto2.
Dengan tekad yang kuat, kepercayaan diri meski minim pengalaman, serta gaya balap yang berani, Acosta telah memikat hati banyak penggemar. Di luar sirkuit, kepribadiannya yang menarik semakin menambah daya tariknya. Memasuki musim kedua di MotoGP, Acosta kembali menunjukkan kesamaan dengan Marquez, terutama dalam hal strategi karier. Ia kini dihadapkan pada pertanyaan besar mengenai masa depannya di KTM.
Marc Marquez, yang telah mengalami cedera panjang dan penurunan performa Honda, menyusun rencana dua tahap untuk menguji kemampuannya. Langkah pertama adalah mengakhiri kontraknya dengan Honda lebih awal, yang memungkinkan ia bergabung dengan Ducati. Langkah kedua, yang tengah berlangsung, membuatnya menjadi pembalap resmi tim Ducati.
Proses tersebut berjalan lancar karena Honda setuju untuk melepas Marquez tanpa syarat. Meskipun banyak spekulasi, Marquez tetap berpegang pada kontraknya dengan Honda hingga 2024, sembari memuji merek asal Jepang itu.
Di sisi lain, Acosta tampaknya mengikuti jejak Marquez. Ia telah menyatakan dukungannya terhadap KTM, mengatakan, “Saya memiliki kontrak dua tahun dan sebuah pabrik di belakang saya yang telah mendukung saya sejak muda.” Namun, meski masih muda, Acosta kini menjadi salah satu pembalap yang paling dicari di paddock, dianggap sebagai pewaris alami Marquez.
Musim ini, hasil terbaik Acosta adalah finis kedelapan di Qatar, dan ia kini berada di urutan ke-11 dalam klasemen poin. Meskipun menjadi pembalap KTM teratas, posisinya tidak memuaskan ambisi seorang pembalap yang ingin meraih podium. Di Qatar, ia bahkan kembali menggunakan motor RC16 2024 untuk mencoba mengatasi masalah getaran yang mengganggu performanya.
Kontrak Acosta dengan KTM berlaku hingga akhir 2026, namun sulit membayangkan ia masih mengendarai motor oranye pada 2027, terutama dengan adanya peraturan teknis baru yang akan diterapkan. Lebih mengkhawatirkan lagi, ada ketidakpastian mengenai keberlanjutan KTM di kejuaraan dalam dua tahun ke depan. Pierer Mobility, perusahaan induk KTM, mengumumkan bahwa mereka sedang mencari investor untuk menyuntikkan dana sebesar 600 juta euro (sekitar Rp11,6 triliun) sebelum 23 Mei untuk memenuhi rencana restrukturisasi.
Sementara itu, Acosta menunggu kesempatan uji coba penting yang dijadwalkan di Jerez. “Ini mungkin hari yang paling penting dalam setahun,” ujarnya menjelang balapan di Austin. Perwakilan Acosta, Albert Valera, meskipun tidak banyak bicara, jelas sedang menjajaki berbagai kemungkinan untuk masa depan kliennya. Salah satu opsi yang mungkin adalah tim pabrikan Honda, di mana kontrak Luca Marini akan berakhir pada bulan Desember, dan Joan Mir setahun kemudian.
Pertemuan Valera dengan manajer tim Honda, Alberto Puig, yang baru kembali setelah operasi, memicu spekulasi bahwa Acosta mungkin menjadi solusi yang dibutuhkan Honda untuk kebangkitannya. Namun, tidak ada pabrikan, termasuk Honda, yang akan mengganggu pembalap tim lain tanpa adanya kesepakatan resmi.
Jalan keluar termudah bagi Acosta adalah mengajukan pelanggaran kontrak, namun skenario tersebut tampaknya tidak mungkin terjadi, mengingat KTM akan bertindak sangat hati-hati. Meskipun terikat kontrak hingga 2026, KTM menyadari bahwa Acosta dapat menandatangani kontrak dengan tim lain untuk musim 2027. Jika Acosta mengumumkan kepindahannya lebih awal, hal itu akan memperumit posisi KTM, yang masih harus mendukung pembalap yang mereka tahu akan meninggalkan tim.
Dengan semua ketidakpastian ini, masa depan Pedro Acosta di MotoGP tetap menjadi pertanyaan besar. Apakah ia akan tetap bersama KTM atau mencari tantangan baru di tim lain? Hanya waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal yang pasti: bakat dan potensi Acosta menjadikannya salah satu pembalap yang patut diperhatikan di masa depan MotoGP.