Enea Bastianini, pembalap MotoGP asal Italia, mengungkapkan rasa frustrasinya saat berjuang untuk menguasai motor KTM yang baru ia kendarai. Sementara rekan setimnya, Maverick Vinales, menunjukkan kemajuan yang signifikan sejak balapan di Austin, Bastianini merasa seperti memulai dari nol setiap kali memasuki trek baru.
Di Jerez, balapan kelima musim ini, Bastianini mengungkapkan bahwa ia merasa kembali ke titik awal. “Setiap kali saya tiba di trek baru, rasanya seperti ini adalah kali pertama saya mengendarai motor,” katanya setelah sesi latihan. Perasaan ini membuatnya kesulitan untuk menemukan kepercayaan diri dan kenyamanan saat berkendara.
Kendati mengalami berbagai masalah, Bastianini tetap berusaha untuk meningkatkan performanya. “Ada pasang surutnya. Saya selalu memulai dengan masalah dan berusaha menyelesaikannya,” ujarnya. Meskipun ia berhasil memperbaiki catatan waktunya di akhir sesi, ia masih merasa jauh dari kata nyaman di atas motor RC16.
Bastianini juga menyampaikan bahwa motor yang ia kendarai terasa bergetar dan sulit untuk berbelok di tikungan-tikungan cepat. “Saya tidak bisa mendapatkan kecepatan yang pas. Saat ada pembalap di depan, saya kesulitan untuk mengimbangi mereka,” keluhnya. Dalam balapan, ia finis di urutan ke-9 setelah berjuang keras dari posisi ke-18 di sprint sebelumnya.
“Getarannya sangat kuat dalam balapan, tetapi saya merasa lebih percaya diri saat memasuki tikungan lambat,” tambahnya. Meskipun hasilnya belum memuaskan, Bastianini melihat adanya kemajuan yang bisa dicapai selama akhir pekan itu.
Setelah balapan, ia mengakui bahwa meskipun tim KTM belum menunjukkan performa yang optimal, ada beberapa hal positif yang bisa diambil. “Kami semua sedikit lebih dekat, meskipun kami tidak tahu pasti mengapa. Cuaca panas biasanya membuat kami kesulitan, tetapi hari ini kami cukup konsisten,” jelasnya.
Pada hari Senin, Bastianini melakukan tes untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapinya. Ia menyebutkan adanya sedikit peningkatan, tetapi belum menemukan kombinasi yang tepat antara mesin dan komponen aerodinamis. “Waktu putarannya oke, tetapi saya masih merasa tidak percaya diri. Ketika Anda tidak percaya diri, sulit untuk menyerang,” tuturnya.
Bastianini juga berusaha untuk meniru gaya berkendara Vinales, meskipun ia menyadari bahwa kedua pembalap memiliki pendekatan yang berbeda. “Maverick lebih lembut, sedangkan saya lebih agresif. Saya merasa sulit untuk berkendara dengan cara yang lebih santai,” ungkapnya.
Menghadapi situasi ini, Bastianini berkomitmen untuk tetap tenang dan memberikan yang terbaik. “Ini tidak mencerminkan potensi saya, tetapi kami tahu itu. Kami harus tetap fokus dan menunggu kesempatan untuk kembali ke posisi yang kami inginkan,” tutupnya.
Dengan semangat dan dedikasi, Bastianini berusaha menemukan cara untuk menjinakkan KTM dan kembali bersaing di depan. Bagi para penggemar MotoGP di Indonesia, perjalanan Bastianini adalah contoh nyata dari perjuangan dan ketekunan seorang pembalap dalam menghadapi tantangan di sirkuit. Semoga ia segera menemukan ritme yang tepat dan kembali berjuang di jalur kemenangan.