Musim MotoGP 2023 sudah berjalan cukup menarik, terutama bagi para penggemar di Indonesia. Marc Marquez, juara dunia delapan kali, memulai tahun ini dengan baik meskipun mengalami beberapa kecelakaan di Jerez dan Austin. Di sisi lain, Francesco Bagnaia, rekan satu timnya di Ducati, tampak kesulitan untuk menemukan kembali performa terbaiknya seperti musim lalu. Bahkan, dia sempat disalip oleh Alex Marquez yang terlihat nyaman mengendarai Desmosedici GP24.
Di Pertamina Enduro VR46, terdapat dua motor yang berbeda: satu dari tahun lalu yang dikendarai oleh Franco Morbidelli dan satu prototipe 2025 yang dikendarai oleh Di Giannantonio. Sayangnya, performa Di Giannantonio di musim ini tidak jauh lebih baik dari Bagnaia. Setelah enam Grand Prix, ia tertinggal 11 poin dari rekan setimnya. Jarak ini semakin melebar setelah balapan di Le Mans, di mana Morbidelli mengalami kerusakan parah akibat insiden di lintasan.
Setelah balapan di Le Mans, Di Giannantonio mengungkapkan kesulitan yang ia alami dalam beradaptasi dengan motor. Ia merasa kesulitan dalam pengereman, yang membuatnya harus melewati Q1. Ia menempati posisi ke-17 dan gagal lolos ke Q2, tetapi berhasil menebus kesalahannya di balapan sprint dengan finis di urutan ketujuh. Dalam balapan panjang di hari Minggu, ia berhasil meraih posisi kedelapan.
Ketika ditanya tentang apakah Ducati tahun ini dirancang khusus untuk Marc Marquez, Di Giannantonio dengan tegas membantahnya. Ia menjelaskan bahwa kedua motor tersebut memiliki kesetaraan, meskipun ada beberapa preferensi dari pembalap. “Sejauh yang saya tahu, motornya sama saja, tapi Anda harus bertanya pada Gigi Dall’Igna,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa motor ini telah dikembangkan selama beberapa tahun dan Marquez baru saja bergabung sebagai pembalap pabrikan.
Marquez memang memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa, dan Di Giannantonio mengakui hal itu. Namun, ia tetap optimis dengan peluangnya dan Ducati. “Saya pikir kami memiliki pembalap, tim, dan motor yang bisa bersaing di posisi tiga besar setiap akhir pekan. Ini bukan sekadar harapan, tetapi keyakinan,” katanya. Ia percaya bahwa timnya memiliki potensi untuk meraih hasil yang baik.
Di Giannantonio juga menyadari pentingnya tetap positif meskipun akhir pekan balapan terkadang sulit. “Ketika situasi menjadi rumit, Anda harus tetap tersenyum dan positif. Namun, Anda juga harus fokus untuk terus berkembang,” tambahnya.
Setelah balapan yang penuh tantangan di Le Mans, Di Giannantonio tetap optimis menjelang balapan di Silverstone. “Itu sangat merugikan saya, tetapi saya tahu alasannya, dan saya siap untuk balapan di Inggris. Secara keseluruhan, kami berhasil meraih posisi ketujuh dan kedelapan, yang memungkinkan kami untuk mengejar para pembalap terdepan di klasemen,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya meningkatkan detail-detail kecil, terutama dalam menemukan cengkeraman ban di awal balapan. “Pada beberapa lap pertama, saya kesulitan, tetapi setelah ban memanas, saya merasa lebih baik. Saya rasa ini hanya masalah latihan dan memahami cara terbaik untuk mengendalikan Desmosedici saya,” tutupnya.
Dengan semangat dan keyakinan yang dimiliki Di Giannantonio, para penggemar MotoGP di Indonesia tentu berharap untuk melihat performa yang lebih baik dari pembalap ini di balapan mendatang. Mari kita saksikan bagaimana persaingan di GP25 akan terus berkembang!