Francesco Bagnaia kini terpuruk 72 poin di belakang rekan setimnya, Marc Marquez, dalam klasemen juara dunia MotoGP setelah mengalami kecelakaan di Grand Prix Inggris di Silverstone. Situasi ini semakin memperburuk posisinya di musim 2025, di mana ia harus berjuang keras untuk mengejar ketertinggalan.
Usia 28 tahun ini mungkin merasa beruntung ketika Alex Marquez terjatuh di Abbey dan Marc Marquez jatuh di Becketts pada percobaan pertama balapan. Namun, harapan Bagnaia untuk memperkecil jarak dengan para pesaingnya sirna ketika bendera merah mengizinkan kedua pembalap Marquez untuk bergabung kembali di lintasan.
Hari yang seharusnya menjadi momen penting bagi Bagnaia berakhir dengan lebih buruk setelah ia terjatuh di Grand Prix Inggris. Pembalap asal Turin ini terjatuh pada lap keempat, kehilangan ban depannya di Luffield saat berada di posisi ke-13. Kekecewaan Bagnaia semakin bertambah ketika Marc Marquez berhasil meraih posisi ketiga dan Alex Marquez finis di posisi kelima.
Kini, Bagnaia terjebak 72 poin di belakang Marc Marquez dan 48 poin di belakang Alex dalam klasemen pembalap. Ia mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan motor Ducati GP25 yang dirancang untuk musim ini. Masalah ini juga disebabkan oleh dua perubahan yang dilakukan Ducati pada GP24 saat mengembangkan GP25.
Menurut Simon Patterson dari The Race, Ducati telah ‘menjual kebohongan’ bahwa GP25 adalah motor yang sama dengan GP24. Nyatanya, terdapat perbedaan yang lebih signifikan daripada yang diungkapkan pabrikan, dan perubahan penting pada GP25 dilakukan tanpa disengaja.
Ducati memodifikasi beberapa aspek internal dari mesin GP24 untuk menciptakan unit GP25, yang mengakibatkan perbedaan inersia. Mereka juga secara tidak sengaja mengganggu keseimbangan motor 2025, karena perangkat ketinggian yang lebih ringan dan posisinya berbeda dibandingkan GP24.
Perubahan yang tidak disengaja ini menjelaskan mengapa Bagnaia kesulitan beradaptasi dengan motor terbaru mereka. Sementara itu, Marc Marquez tidak pernah mengendarai GP24 musim lalu, sehingga ia tidak perlu belajar kembali setelah mengendarai GP23 bersama Gresini pada tahun 2024.
Berbeda dengan Bagnaia yang mengandalkan kepercayaan diri saat mengendarai motor, Marquez lebih mampu mengatasi berbagai masalah dan beradaptasi dengan tantangan lebih mudah dibandingkan pembalap lainnya. Hal inilah yang membuat Marquez dapat memulai musim dengan baik dan membangun jarak dari Bagnaia.
Bagnaia menyadari bahwa ia perlu beradaptasi dengan GP25 jika ingin bersaing dengan rekan setimnya, Marquez, untuk meraih gelar juara dunia 2025. Satu-satunya kemenangan Bagnaia sejauh ini terjadi di Austin, di mana ia memanfaatkan kecelakaan Marquez untuk meraih kemenangan di Grand Prix Amerika.
Namun, kecelakaan yang dialaminya baru-baru ini di Le Mans, di mana ia finis di posisi ke-16, serta di Silverstone, membuat Marquez bisa mengatasi penurunan performanya. Marquez sendiri belum meraih kemenangan dalam tiga Grand Prix terakhir setelah berhasil memenangkan tiga dari empat balapan pertama.
Bahkan, saat finis di posisi kedua di belakang Alex Marquez dalam balapan Sprint di Grand Prix Inggris, Marquez memberikan sindiran halus kepada Bagnaia dengan menyatakan bahwa “masalahnya ada pada dirimu” jika seorang pembalap mengalami serangkaian perubahan pengaturan tanpa perbaikan.
Dengan situasi yang semakin menegangkan ini, penggemar MotoGP di Indonesia tentu berharap Bagnaia bisa bangkit dan menunjukkan performa terbaiknya di sisa musim. Semua mata kini tertuju pada bagaimana kedua pembalap Ducati ini akan bersaing dalam balapan selanjutnya.