Kecelakaan berat yang dialami Luca Marini saat uji coba untuk Suzuka 8 Hours kemungkinan besar akan membuatnya absen dari MotoGP untuk waktu yang cukup lama. Cedera yang dialaminya mirip dengan yang pernah dialami Jorge Martin di Grand Prix Qatar, termasuk pneumothoraks, yang menunjukkan bahwa ia mengalami kecelakaan yang cukup parah.
Kecelakaan Marini menjadi pukulan bagi tim Honda, yang mulai menunjukkan kecepatan mengesankan di musim 2025. Sementara itu, Ducati, salah satu tim yang sejauh ini tidak terpengaruh oleh cedera pembalap, justru menghadapi berbagai masalah lainnya.
Francesco Bagnaia, pembalap utama Ducati, sedang mengalami masa sulit. Performa awalnya di musim MotoGP ini jauh dari harapan dan tidak sebanding dengan standar biasanya. Jika ingin meraih sesuatu dari kampanye ini, Bagnaia harus mengikuti saran kepala timnya dan tetap termotivasi.
Meskipun performa Bagnaia di Ducati terbilang ‘sangat aneh’, timnya tetap bergantung padanya untuk meraih poin yang solid. Dalam dua balapan terakhir, termasuk sprint, ia hanya berhasil mengumpulkan empat poin. Tekanan dari rekan setim barunya, Marc Marquez, semakin menambah beban di pundaknya.
Luigi Dall’Igna, bos tim Ducati, mungkin perlu mempertimbangkan kembali percakapan yang mereka lakukan baru-baru ini di Grand Prix Inggris tentang berpartisipasi dalam acara terkenal – Suzuka 8 Hours. Mengalami nasib serupa dengan Marini akan menjadi bencana dan bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang yang tidak bisa mereka risikokan.
“Me, Bubi [Nicolo Bulega] dan Petrux [Dani Pedrosa]…” kata Bagnaia. “Suzuka,” jawab Dall’Igna. “Kamu tahu bahwa ketika dia memiliki ide, kami akan mengerjakannya.”
Sulit untuk meyakinkan siapa pun bahwa Bagnaia masih dalam perburuan gelar juara dengan performa saat ini, terutama ketika ia tertinggal 72 poin. Ia tampaknya tidak dapat beradaptasi dengan baik dengan mesin GP25, dan kembalinya ke motor tahun lalu, yang membawanya meraih 11 kemenangan Grand Prix, tampaknya tidak menjadi pilihan.
Pedro Acosta ‘sangat meragukan’ bahwa Ducati akan melepas Bagnaia, tetapi juara dua kali ini perlu menemukan satu atau dua kecepatan tambahan segera. Jika tidak, dengan pasar pembalap MotoGP yang semakin ketat dan performa Alex Marquez dari Gresini yang juga baik, ia bisa berada dalam posisi yang lebih berbahaya daripada yang disadari.
Bagi penggemar MotoGP di Indonesia, situasi ini menjadi sangat menarik untuk diikuti. Apakah Bagnaia akan mampu bangkit dari keterpurukan ini? Atau akankah Ducati mempertimbangkan langkah drastis di tengah ketatnya persaingan? Hanya waktu yang akan menjawab.