Kontrak panjang seperti Marc Marquez dan Brad Binder bisa menguntungkan, tapi ada sisi yang bisa dipandang sebagai kerugian.
Barcelona, NontonMotoGP — Mayortitas pembalap MotoGP mendapat kontrak dengan pabrikan atau tim selama dua musim, durasi yang paling umum selain satu tahun kontrak.
Tapi berbeda dengan rider Spanyol, Marc Marquez yang mendapat kontrak panjang empat musim sampai 2024, begitu juga dengan pembalap Afrika Selatan, Brad Binder yang mendapat tambahan tiga tahun bersama KTM, yakni sampai 2024 juga.
Bahkan baru dua rider ini saja yang dipastikan untuk musim balapn 2023 da 2024 mendatang, yang lainnya akan habis mas kontrak di ujung 2022 besok.
Juara dunia bertahan, Joan Mir menilai hal ini sebagai sesuatu yang bisa mendatangkan kerugian kepada pembalap bersangkutan.
Katakanlah motornya bisa cocok untuk tahun ini dengan si pembalap, tapi bagaiamana dengan musim berikutnya, bisa saja mereka terjebak dengan motor sulit dalam kontrak yang panjang.
Tapi sisi positifnya, pembalap bisa fokus meraih masih baik di tiap balapa, tanpa perlu memikirkan masa depan karir balap mereka, selalu ada positif dan negatifnya.
“Jika sang pembalap senang, ini adalah strategi yang perlu diingat karena ini adalah hal yang baik,” kata Mir berbicara dalam berita yang dimuat Motorcycle Sports.
“Anda bisa lebih tenang dan hanya berkonsentrasi pada balapan, tapi memang benar bahwa itu juga sesuatu yang tidak dapat diprediksi karena Anda tidak tahu apakah motor akan kompetitif pada 2023 dan 2024.
Anda bahkan tidak tahu apakah Anda akan kompetitif tahun depan. Anda menanggung risiko itu,” sambung andalan Suzuki Ecstar itu.
Baca: Honda Terpuruk KTM Melesat, Semua Rahasia Ternyata di Pedrosa
Joan Mir sendiri punya kontrak dua tahun bersama Suzuki, yang akan berakhir pada 2022 nanti, seperti kebanyakan pembalap lainnya. (DN/eV)