Home Otomotif Tiga Kasus Sepeda Motor Kontroversial 2023: Apakah Terulang Lagi di 2024?

Tiga Kasus Sepeda Motor Kontroversial 2023: Apakah Terulang Lagi di 2024?

by Rohmat Ali

Kasus Sepeda Motor Kontroversial di Tahun 2023: Penyebab dan Dampaknya.

Tiga Kasus Sepeda Motor Paling Kontroversial di 2023

Tiga kasus sepeda motor paling kontroversial di 2023 berhasil mencuri perhatian masyarakat. Hal ini membuka ruang spekulasi apakah kasus serupa akan terulang di tahun 2024. Salah satu kasus yang paling mencuri perhatian adalah kasus rangka enhanced Smart Architecture Frame (eSAF) Honda. Kasus ini bermula dari pengakuan pemilik sepeda motor skutik Honda terkait kualitas rangka eSAF yang tidak sesuai harapan. Rangka eSAF tersebut diklaim mudah berkarat dan patah sehingga banyak skutik yang mengalami keretakan. PT Astra Honda Motor (AHM) memberikan bantahan dengan mengatakan bahwa warna karat yang muncul di rangka eSAF disebabkan oleh silikat. Mereka juga memberikan garansi penggantian rangka dan perbaikan di berbagai dealer AHASS untuk mengantisipasi masalah tersebut.

Selain kasus di atas, masyarakat juga masih meragukan kemampuan motor listrik, terutama dalam hal melewati jalan menanjak. Meskipun populasi motor listrik cukup besar di Indonesia, namun masih banyak pemilik motor listrik yang meragukan kemampuannya. Beberapa kasus gagal nanjak terjadi karena cara pengemudi motor listrik yang salah sehingga motor terlihat kehabisan napas saat melalui jalanan menanjak.

Kemudian, motor listrik perdana buatan PT Astra Honda Motor (AHM), Honda EM1 e:, juga menjadi kontroversi karena harganya yang dinilai tidak sebanding dengan performanya. Motor listrik ini dikritik karena dijual dengan rentang harga Rp40 juta hingga Rp45 juta, namun performa dan dimensinya dinilai tidak sepadan dengan harganya. Motor listrik Honda EM1 e:  dibekali baterai lithium ion dengan kapasitas 26,1 Ah, mampu mencapai kecepatan tertinggi 45 kilometer per jam dan jarak tempuh 41,1 kilometer. Hal ini dianggap tidak sebanding dengan motor listrik lain di harga yang sama yang mampu berlari dengan kecepatan maksimal 60 kilometer per jam dan jarak tempuh 125 kilometer.

Kontroversi seputar kasus-kasus sepeda motor di atas menimbulkan tanda tanya apakah hal serupa akan terulang di tahun 2024. Dibutuhkan upaya dari pihak produsen sepeda motor untuk melakukan evaluasi kualitas produknya, terutama terkait dengan kedalaman dan ketahanan material, serta performa mesin. Demi menjaga kepercayaan konsumen, produsen sepeda motor harus memprioritaskan kualitas produk agar tidak menimbulkan keraguan di masyarakat. Sehingga diharapkan kasus-kasus kontroversial yang terjadi di tahun 2023 tidak akan terulang di tahun yang akan datang.

Related Articles

Leave a Comment

four × 3 =

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept

Adblock Detected

Please support us by disabling your AdBlocker extension from your browsers for our website.