Di dunia MotoGP, keselamatan adalah prioritas utama. Setiap pembalap diwajibkan untuk menggunakan perlengkapan pelindung yang telah disetujui oleh FIM, termasuk helm, sarung tangan, sepatu bot, dan baju balap. Perlengkapan ini bukan hanya sekadar aksesori, melainkan bagian penting dari keselamatan pembalap baik di dalam maupun di luar lintasan.
Balapan MotoGP menjadi ajang pengujian yang unik bagi produsen perlengkapan keselamatan. Helm, misalnya, harus memenuhi standar tinggi dan dipakai oleh jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun penggunaan sarung tangan, sepatu bot, dan baju balap tidak seketat di luar sirkuit, kebutuhan akan perlindungan ini terus meningkat seiring dengan kesadaran akan keselamatan di jalan raya.
Produsen perlengkapan keselamatan berinvestasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan, serta mempromosikan produk mereka melalui sponsor pembalap. Ketika penggemar melihat pembalap menggunakan perlengkapan tertentu, mereka cenderung membeli produk tersebut. Salah satu contoh adalah Jorge Martin dari Aprilia Racing Team, yang mengenakan helm Alpinestars.
Di grid MotoGP, terdapat beberapa produsen helm ternama, seperti AGV dari Italia, Shoei dari Jepang, dan Alpinestars yang baru bergabung. Alpinestars telah menjadi pemimpin dalam perlengkapan pembalap, tetapi musim ini ada beberapa perubahan menarik. Jack Miller, misalnya, harus beralih ke Dainese untuk setelan dan sepatu botnya setelah timnya, Pramac, menjalin kesepakatan dengan merek tersebut. Alex Rins dan Raúl Fernández juga berpindah dari Alpinestars ke Ixon dan Dainese.
Salah satu perubahan paling mengejutkan adalah Dani Pedrosa, yang setelah 18 tahun menggunakan Alpinestars, kini beralih ke Dainese, merek yang membawanya ke kelas utama pada tahun 2006. Meskipun ada banyak perubahan, para pembalap tetap memilih perlengkapan yang menjamin keselamatan mereka di lintasan.
Dalam hal sepatu bot, meskipun banyak pembalap yang menggunakan setelan dan sarung tangan dari Dainese atau Alpinestars, beberapa produsen lain seperti Ixon, Furygan, dan Kushitani tidak memiliki perlengkapan yang dihomologasi. Pembalap seperti Brad Binder dan Johann Zarco beralih dari sepatu TCX ke Sidi dan Forma, sementara Rins dan Miguel Oliveira memilih sepatu Alpinestars untuk melengkapi perlengkapan mereka.
Semua pembalap di MotoGP menerima kompensasi finansial untuk menggunakan helm dan setelan dari merek tertentu. Menurut seorang agen pembalap, semua pembalap di MotoGP, tanpa terkecuali, dibayar untuk perlengkapan mereka. Kisaran pembayaran untuk helm dan setelan bervariasi antara 250.000 euro hingga dua juta euro.
Jorge Lorenzo, mantan juara MotoGP, mengubah permainan pada tahun 2013 dengan menandatangani kontrak dengan HJC, merek helm Korea yang membayarnya satu juta euro per tahun. Hal ini mengguncang pasar, terutama di Eropa dan Jepang, yang harus mulai bernegosiasi dengan pembalap untuk mempertahankan citra mereka.
Saat ini, pembalap top seperti Fabio Quartararo mendapatkan sekitar 1,2 juta euro per tahun untuk mengenakan helm HJC. Pembalap lainnya, seperti Marc Márquez, juga mendapatkan lebih dari 1,5 juta euro per tahun dari kombinasi helm Shoei dan setelan Alpinestars, menjadikannya salah satu pembalap dengan gaji tertinggi di grid.
Perubahan pemasok helm juga terjadi pada pembalap lain seperti Joan Mir, yang beralih dari AGV ke Kabuto, dan Miguel Oliveira yang berpindah dari Shark ke HJC. Keputusan ini sering kali diambil berdasarkan peningkatan kontribusi finansial yang ditawarkan oleh produsen baru.
Meskipun ada banyak tawaran yang menggiurkan, banyak pembalap memilih untuk tetap setia pada merek yang telah mereka percayai, mengutamakan keselamatan dan kualitas di atas segalanya. Dalam dunia balap yang berisiko tinggi ini, perlindungan maksimal menjadi prioritas utama bagi setiap pembalap.
Dengan semua perubahan ini, jelas bahwa perlengkapan keselamatan tidak hanya penting untuk keselamatan di lintasan, tetapi juga merupakan bagian integral dari karier dan pendapatan para pembalap MotoGP. Setiap keputusan yang diambil, baik dalam memilih perlengkapan maupun dalam negosiasi kontrak, akan berdampak pada masa depan mereka di dunia balap motor.