Johann Zarco, pemenang MotoGP Prancis, percaya bahwa kemenangannya yang mengejutkan di Le Mans dapat menjadi langkah awal untuk naik kelas dari tim LCR ke tim pabrikan Honda pada MotoGP 2026. Dalam konferensi pers awal pekan ini, Zarco mengungkapkan ambisinya untuk menjadi pembalap pabrikan, meskipun bos LCR, Lucio Cecchinello, menyatakan bahwa tidak ada gunanya bagi Zarco untuk meninggalkan tim satelit.
Ketika ditanya apakah kemenangannya bisa meningkatkan peluangnya untuk mendapatkan kursi di tim pabrikan, Zarco menjawab, “Mungkin! Diskusi dengan Honda sangat positif bahkan sebelum kemenangan ini, berkat kerja yang saya lakukan dan hubungan yang saya bangun dengan mereka. Kami sangat senang.”
Zarco menambahkan, “Saya tahu saya akan tetap bersama Honda. Kami hanya perlu memutuskan apa yang diinginkan Honda. Kami juga berbicara dengan jelas dengan Lucio. Kami mendapat dukungan penuh dari Honda di LCR, tetapi jelas, sebuah kemenangan bisa memberikan lebih banyak peluang.”
Keberhasilan Zarco di Le Mans merupakan bagian dari musim yang menjadikannya sebagai pembalap yang menonjol untuk pabrikan Jepang yang sedang bangkit. Kemenangannya di GP Prancis adalah yang pertama bagi Honda sejak Alex Rins meraih kemenangan di GP Americas 2023 lebih dari dua tahun lalu.
Saat ini, Zarco mengoleksi 72 poin, jauh di depan pembalap Honda lainnya, Luca Marini, yang hanya mengumpulkan 37 poin. Rekan setim Marini di tim pabrikan, Joan Mir, tertinggal jauh dengan hanya 12 poin. Pembalap wildcard Honda, Takaaki Nakagami, hampir menyalip Mir dengan 10 poin yang diraihnya setelah finis di posisi keenam di Le Mans.
Jika Zarco dipanggil untuk bergabung dengan tim pabrikan pada tahun 2026, kemungkinan besar ia akan menggantikan posisi Marini, mengingat kontrak adik tiri Valentino Rossi itu akan berakhir setelah musim ini. Terlepas dari masa depannya, kemenangan di grand prix di tanah kelahirannya menjadi momen bersejarah dalam karier Zarco. Ini adalah kemenangan keduanya di MotoGP setelah sukses di MotoGP Australia 2023.
“Saya bangga karena saya mencintai sejarah motor. Saya tahu nama-nama besar dan selalu tertarik dengan balapan-balapan lama. Menjadi pembalap Prancis yang memenangi GP Prancis adalah sesuatu yang ajaib,” ungkap Zarco.
Zarco, yang merupakan pembalap tertua di grid saat ini, juga menepis anggapan bahwa kehadiran ibunya sebagai jimat keberuntungan setelah menyaksikan kemenangannya di Le Mans. “Saya tidak akan menganggap ini sebagai takhayul. Saya sangat senang dengan apa yang kami capai akhir pekan ini, tetapi saya tahu orang tua saya lebih senang di rumah. Mereka tetap tenang di tengah hiruk-pikuk balapan.”
Zarco menambahkan, “Kali ini saya bilang akan menyenangkan bagi ibu saya untuk datang dan menyaksikan GP Prancis. Keramaian di sini luar biasa. Meskipun tidak merasa nyaman di garasi, ia bisa menikmati balapan dari area VIP sponsor. Saya senang orang tua saya ada di sini, dan hari ini kami mendapatkan hasil yang luar biasa!”
Dengan semangat dan ambisi yang tinggi, Johann Zarco menunjukkan bahwa ia adalah salah satu pembalap yang patut diperhitungkan di MotoGP. Kemenangannya di Le Mans bukan hanya sekadar prestasi, tetapi juga menjadi langkah strategis menuju masa depan yang lebih cerah di dunia balap motor. Para penggemar MotoGP di Indonesia tentu menantikan perkembangan selanjutnya dari pembalap berbakat ini.