Dalam dunia MotoGP, perdebatan tentang siapa yang layak disebut sebagai “Greatest of All Time” (GOAT) tak pernah ada habisnya. Dua nama yang selalu muncul dalam diskusi ini adalah Valentino Rossi dan Marc Marquez. Kedua pembalap ini telah menciptakan sejarah yang luar biasa di lintasan balap, dan baru-baru ini, tiga mantan pembalap, yaitu James Toseland, Neil Hodgson, dan Cal Crutchlow, berbagi pandangan mereka tentang siapa yang lebih pantas menyandang gelar tersebut.
Valentino Rossi, yang dikenal sebagai “The Doctor,” memiliki karier yang sangat panjang dan sukses. Ia telah meraih banyak gelar juara dunia dan menciptakan momen-momen ikonik yang membuatnya dicintai oleh penggemar di seluruh dunia. Di sisi lain, Marc Marquez, pembalap asal Spanyol, dikenal dengan gaya balap agresif dan kemampuannya yang luar biasa dalam mengendalikan motor, terutama saat melakukan pengereman. Keduanya telah berkompetisi di era yang sama, meskipun tidak selalu bersaing secara langsung.
Cal Crutchlow, mantan pembalap yang pernah berkompetisi di tim Honda MotoGP, menyatakan bahwa kemampuan pengereman Marquez adalah salah satu keunggulan utamanya. “Kontrol Marquez terhadap rem depan sangat mengesankan. Saat ia mengerem, meskipun roda depan sering terkunci, ia mampu bermain dengan tuas rem saat memasuki tikungan,” ujarnya. Menurut Crutchlow, Marquez telah menemukan cara untuk mendapatkan deselerasi lebih saat motor condong ke dalam tikungan, yang membuatnya sulit ditandingi oleh pembalap lain.
Sementara itu, James Toseland, yang kini menjadi komentator di TNT Sports, menekankan bahwa daya tarik Rossi sebagai seorang entertainer adalah keunggulannya. “Lebih dari sekadar gaya balap dan kemenangan, Rossi membawa pertunjukan ke dalam olahraga ini. Ia adalah sosok yang membuat MotoGP lebih menarik, baik di dalam maupun di luar lintasan,” ungkap Toseland. Ia percaya bahwa kehadiran Rossi di era televisi yang semakin berkembang memberikan dampak besar bagi popularitas MotoGP.
Neil Hodgson menambahkan bahwa perdebatan tentang siapa yang lebih baik bisa jadi sulit, namun ia mencatat bahwa Marquez dan Rossi memang pernah bersaing secara langsung. “Marc masuk sebagai rookie pada tahun 2013 dan berhasil mengalahkan Rossi. Mereka tidak hanya bertanding satu tahun, tetapi selama beberapa tahun,” jelas Hodgson. Ia mencatat bahwa meskipun Rossi tidak kalah bersaing pada tahun-tahun tersebut, Marquez tetap berhasil meraih kemenangan lebih banyak.
Hodgson juga menyebutkan bahwa meskipun Marquez mungkin memiliki keunggulan dalam beberapa tahun, penting untuk diingat bahwa Rossi juga memiliki momen-momen emas dalam kariernya. “Rossi hampir meraih gelar pada tahun 2015, dan meskipun Marquez mungkin memiliki motor yang lebih baik di beberapa tahun, itu tidak mengurangi pencapaiannya,” tambahnya.
Dalam pandangan Crutchlow, Marquez adalah yang terhebat. “Bagi saya, Marc mencuri perhatian dari Rossi. Ia adalah yang terbaik sepanjang masa,” ujarnya. Namun, Toseland merasa sulit untuk menempatkan Marquez di atas para legenda lain seperti Agostini dan Hailwood. Ia mengakui bahwa Marquez setara dengan yang terbaik, tetapi tidak ingin mengesampingkan pencapaian para pembalap legendaris lainnya.
Perdebatan ini menunjukkan betapa sulitnya menentukan siapa yang benar-benar layak disebut sebagai GOAT dalam dunia MotoGP. Rossi dan Marquez masing-masing memiliki keunggulan dan kontribusi unik yang telah membentuk olahraga ini. Mungkin, pada akhirnya, kita tidak perlu memilih satu pemenang, tetapi merayakan keduanya sebagai ikon yang telah mengubah wajah MotoGP selamanya.
Bagi para penggemar MotoGP di Indonesia, diskusi tentang siapa yang lebih baik antara Rossi dan Marquez adalah hal yang menarik. Setiap pembalap memiliki penggemar setia yang siap membela idolanya. Yang pasti, baik Rossi maupun Marquez telah memberikan banyak kenangan indah dan momen-momen tak terlupakan di lintasan balap, dan mereka akan selalu dikenang sebagai dua dari yang terbaik dalam sejarah MotoGP.