Marc VDS mulai membuat kesepakatan dengan Yamaha untuk menggantikan Tech 3 sebagai tim satelit produsen Jepang di MotoGP 2019.
Marc VDS telah dipasok oleh Honda sejak MotoGP pada tahun 2015, namun tim dari Belgia ini dipastikan akan beralih ke Yamaha tahun depan. Bos tim Michael Bartholemy sebelumnya menyatakan frustrasinya dalam hubungannya dengan tim Honda, yang pada akhirnya telah memperkuat hubungannya dengan LCR, yang kini menaungi pembalap yang dikontrak pabrikan Cal Crutchlow dan Takaaki Nakagami.
Sementara itu, Tech 3 akan mengakhiri kerjasamanya dengan Yamaha yang telah lama terjalin pada akhir musim, karena memilih untuk bekerja sama dengan produsen baru yaitu KTM pada tahun 2019 dan seterusnya.
Baik tim Avintia dan Angel Nieto menunjukkan minat pada motor M1. Tetapi pengaruh Valentino Rossi yang baru – baru ini memperbaharui kontraknya dengan Yamaha sampai 2020 telah memainkan perannya. Mempertahankan juara Moto2 Franco Morbidelli yang merupakan didikan dari Akademi VR46. Morbidelli saat ini terikat kontarak dengan Marc VDS dimusim pertamanya di MotoGP. Franco Morbidelli berpotensi menggantikan Rossi di masa depan.
Itu adalah topik yang diangkat oleh bos MotoGP Yamaha, Lin Jarvis pada pembuka MotoGP di Qatar akhir pekan lalu.
“Kami punya hubungan dengan VR46 Academy,” kata Jarvis. “Kami menganalisis pasar pada umumnya, tapi kami memiliki kesepakatan dengan struktur VR46 dan idenya adalah memiliki salah satu pembalapnya bersama kami pada waktu yang tepat. “Contoh bagusnya adalah Morbidelli: kami memiliki kesempatan dan kami sangat tertarik padanya.
“Tapi pada saat itu, Jonas Folger dan Johann Zarco telah menandatangani kontrak mereka dengan Tech 3. Rossi dan Maverick Viñales telah menandatangani kontrak dengan kami. Kami tidak memiliki motor untuknya. “Francesco Bagnaia adalah contoh menarik lainnya karena ketika Tek 3 memutuskan untuk meninggalkan kami. Kami pada saat itu mempertimbangkan kemungkinan menempatkan Pecco Bagnaia di sana.”
Marc VDS diketahui telah melakukan diskusi yang berlarut-larut dengan Suzuki. Namun keraguan yang terus berlanjut mengenai keputusan marque untuk memiliki motor satelit di lapangan mendorong peralihan fokus ke Yamaha.
