Pembalap asal Ceko di kelas utama MotoGP, Karel Abraham mengungkapkan kekhawatirannya soal masa depan MotoGP Ceko.
Abraham mengungkapkan bahwa musim 2019 ini bisa menjadi tahun terakhir MotoGP di negaranya itu. Hal ini dikarenakan menurut Abraham, bahwa pemerintah tidak lagi menyediakan cukup dukungan finansial untuk menjaga agar MotoGP tetap berada di Ceko.
Brno telah menyelenggarakan Grand Prix sejak tahun 1965 silam, hanya absen lima musim antara 1983 sampai 1986, dan pada 1992 lalu.
Kontrak sikuit Brno saat ini dengan MotoGP sebenarnya baru akan berakhir pada 2020, tapi bisa lebih cepat berakhir jika pemerintah Ceko memutuskan untuk memotong dukungan finansial mereka.
Sirkuti Berno sendiri dimiliki oleh ayah Abraham.
“Benar, mungkin ini akan jadi balapan terakhir.
Ada beberapa hal yang membuatnya sangat rumit untuk mempertahankan GP di Brno,” kata Abraham kepada MotorSport.
“Yang paling penting adalah kerja sama dengan pemerintah.
Hampir semua negara bagian (dalam kalender MotoGP) entah bagaimana bekerja sama, tetapi pemerintah kita tampaknya punya beberapa masalah.
Pada dasarnya itu menjadi masalah utamanya,” sambung pembalap yang juga sarjana Hukum itu.
Abraham menyebut dukungan tetap ada dari pemerintah, hanya saja jumlahnya menurun dari sebelumnya.
“Pemerintah tidak mendukung sebanyak yang kita butuhkan.
Mereka datang, mereka memberi kita dua pertiga dari sebelumnya, padahal kita butuh lebih banyak dari itu.
Dan untuk masa depan dukungan keuangan tidak diketahui dengan pasti,” ujarnya.
MotoGP Ceko yang digelar di sirkuit Brno merupakan salah satu seri tertua di MotoGP yang sudah lama menjadi penyelenggara. Sudah ada banyak catatan dan rekor yang dicetak pembalap di sirkuit ini, juga menjadi salah satu tempat pembalap MotoGP melajukan uji coba tengah musim. Akan sangat disayangkan jika Ceko harus keluar dari MotoGP.
Tapi, ini bisa menjadi kabar baik bagi negara lain yang sedang berebut slot tuan rumah MotoGP, termasuk baik bagi Indonesia, Brasil, Meksiko dan Finlandia, juga Kazakstan.
