Maverick Viñales, pembalap asal Spanyol yang kini membela tim Red Bull KTM Tech 3, menunjukkan kemajuan yang signifikan di Grand Prix keenamnya bersama KTM. Meskipun awal musimnya diwarnai dengan tantangan, Viñales berhasil bangkit dan menunjukkan performa yang mengesankan.
Di MotoGP Qatar, Viñales tampil menawan dengan memimpin balapan dan menyentuh garis finis di posisi kedua. Namun, sayangnya, penalti akibat tekanan ban membuatnya terlempar dari sepuluh besar. Sejak insiden itu, Viñales semakin dekat dengan podium, dan pada balapan akhir pekan ini di Le Mans, ia menunjukkan kemampuannya dalam kondisi yang tidak menentu.
“Kami masih berada di jalur yang benar. Ini adalah hasil terbaik saya dalam balapan flag-to-flag dalam waktu yang lama,” ungkap Viñales kepada Motorsport.com pada hari Minggu. Ia menambahkan, “Balapan kali ini sangat sulit dan mudah untuk membuat kesalahan, tetapi kami tetap solid di atas motor. Saya sangat menyukai cara kerja motor saat kami memulai balapan dengan ban depan yang lembut dan belakang yang kering. Kompromi yang kami buat sangat baik, dan saya bisa menyerang.”
Meskipun merasa nyaman saat balapan dalam kondisi basah, Viñales mengeluhkan kurangnya traksi di lintasan lurus. “Ketika Fermín Aldeguer melewati saya, saya menyadari bahwa motor terus meluncur di lintasan lurus dan tidak bisa membuat jarak,” keluhnya, mencerminkan pengalaman serupa yang dialami rekan satu timnya, Pedro Acosta.
Dalam balapan di Le Mans, Viñales memilih menggunakan ban medium belakang, sementara pembalap lain menggunakan ban lunak. “Kami menggunakan ban medium, tetapi saya ragu ini adalah pilihan yang tepat. Dalam karier saya di MotoGP, saya tidak pernah mengalami masalah seperti ini. Kami perlu menganalisis mengapa ban ini sangat mudah tergelincir di lintasan lurus,” jelasnya.
Pengalaman di GP Amerika di Austin, di mana ia juga mengalami kesulitan, memberikan pelajaran berharga bagi Viñales. Ia mengakui, “Selalu ada banyak kegelisahan saat cuaca kering dan hujan mulai turun. Jika basah dan kemudian kering, tidak terlalu banyak tekanan. Namun, dari kering ke hujan, ada banyak pilihan yang harus diambil.”
Viñales berusaha untuk tetap tenang dan fokus saat balapan. “Begitu lampu padam, Anda pergi balapan. Anda harus membiarkannya mengalir dan membuat keputusan terbaik yang Anda anggap tepat pada saat itu,” ujarnya.
Musim ini, Viñales menunjukkan potensi besar dengan KTM RC16, dan ia optimis untuk balapan berikutnya di Silverstone, di mana ia meraih kemenangan pertamanya di MotoGP pada tahun 2016 bersama Suzuki. “Kami harus terus belajar dari KTM. Di Le Mans, kami banyak belajar tentang cara mengendarai motor dalam kondisi basah. Saya memiliki banyak lap untuk memahami apa yang saya butuhkan, termasuk strategi elektronik dan pengaturan rem mesin,” tambahnya.
Meskipun masih merasa perlu beradaptasi dengan motor, Viñales yakin kemenangan akan segera datang. “Kami sudah dekat, itu akan datang. Kami harus bersikeras dan percaya bahwa itu akan terjadi. Kami berada di momen di mana kami harus mempercayainya,” tutupnya dengan penuh semangat.
Dengan semangat dan dedikasi yang ditunjukkan Viñales, para penggemar MotoGP di Indonesia dapat berharap akan penampilan yang lebih baik lagi dari pembalap berbakat ini di balapan mendatang.